Rabu, 30 September 2009

Facebook: bikin senyum dan sakit hati sekaligus!

Sore ini sebelum update blog, aku mengerahkan segala emosi dan pikiran untuk wira-wiri di facebook. Dan bener-bener "wira-wiri". Jemari tak pernah berhenti melayang di atas tombol keyboard dan touchpad. Start dari jam 5 sore, sampai saat ini jam 8 lebih aku menyapa sana sini. haha hihi. komen sana sini. dari satu kontak ke kontak yang lain. Tak apalah. Memang sore ini aku dedikasikan untuk ngalor ngidul di facebook.

Ujung bibir rasanya sedikit memble karena naik turun bolak balik. Ya senyum. Ya geregetan. Ya sakit hati. Ada yg mobile, di comment semenit, jawaban muncul. Senyumlah. Comment-nya lucu-lucu. Ada yang udah g peduli. Nge-add aja gak di approve ampir 9 bulan. Akhirnya dengan sakit hati, yahh, aku hapus aja request-nya.

Pertanyaannya adalah: Kalo emang gak mau add, kenapa g ditolak aja sih? kan aku jadi tau kalo aku g diterima lagi jadi teman. sahabat. atau apapun untuk networking. Mo marah yo konyol banget. Yawh ... Tapi aku ambil aja positif view-nya. Aku belom layak untuk jadi teman doi. G pa pa. Its oke. Setiap orang berhak mengajukan keberatan, kok. Aku aja yang terlalu sensi.

Abis itu ke Detik.com, ngeliat teroris yang udah di 'sodomi'. Hehehe. Guys. Come on! At least ini bisa jadi pelajaran buat kita. JANGAN KAITKAN AGAMA APAPUN DENGAN TERORISME. Apapun agama para teroris itu, bukan agamanya yang patut dipertanyakan. Tapi individunya! Ya kan? Individunya yang punya tujuan tertentu dengan aksi terornya. Individunya yang 'mungkin' dibayar oleh orang lain untuk melaksanakan aksi tertentu demi tujuan tertentu. Dan lagi-lagi, mungkin orang lain yang menyuruh si Nordin (yang) Memang Top ini tidak seagama dengan dia sendiri tanpa dia tahu. Bisa dari agama apapun. Please. Next time jangan sangkut pautkan urusan terorisme dengan agama! Belum sadarkah kita sekarang berapa banyak pembunuhan yang terjadi dengan alasan 'membela' Tuhan, Allah.

Jesus bless us all.
Andrew, Loji Kawisari, Semen, Wlingi, Blitar.

Kamis, 24 September 2009

Komedi Tingkat RT

"... pokoknya, kita harus punya semangat yang berkobar-kobar .."


Hmph ... is that so? May I ask you a question?
sudahkah kau memberi lebih untuk hasil yang lebih?
bahkan untuk semangat yang berkobar? Tidak hanya sekadar
berteriak sana-sini menyalahkan orang lain dan meng-klaim
menjadi "absolutely-right" hanya karena merasa sudah membayar
orang lain.


Kurasa kau hanya membayar orang untuk kau jadikan kambing hitam
karena ketidakbecusanmu, karena kurangnya empatimu, dan untuk
menutupi rasa malumu.


"...Menjadi api yang membakar gairah sekeliling kita. Mereka, para tua itu,
harus tergerak melihat kita..."

Setuju! Aku memang anak cahaya. Aku memang wajib menerang mereka.
Guruku yang bilang aku mesti begitu. Biar tak di bayar. Aku
harus jadi lilin ... no! ... Obor... atau Api Unggun!!!


"... Dan karena aku yang pertama, maka kau yang akan kutulari.
Kau juga harus terbakar, karena kau yang paling dekat ..."

HUAH! Kau sewa aku untuk terbakar. Tentu saja kau boleh membakarku.
HUAH!! Kau minta aku untuk mencintai rasa hangus terbakar?
HUAH!!! Kau minta aku membakar seluruh diriku untukmu hanya dengan
sekeping perunggu?? Are YOU N U T S???


"... Ingat ini: Makin cepat makin baik. Cepat yang akurat. Cepat yang benar ..."

Baru dua hari yang lalu, kau bilang padaku: Pake Laptop lama aja, gak usah
yang baru. Yang baru mahal. Lagian gak sesuai dengan kehidupan sawah ...

Laptop jaman baheula, disuruh ngebut ribut-ribut pake kentut standing
dan terbang seperti sepeda butut goeroe oemar bakri??

NGACA, Dong??!!


Tetapi, fakta sejarah mengatakan bahwa bangsa Indonesia dulu di jajah
saudara sendiri, gara-gara tergiur oleh provokasi yang kosong belaka.


JADI ... ??? KOMEDI = KERJA atau KERJA = KOMEDI ???