Minggu, 14 Desember 2008

:: Masuk versus Keluar ::

" .. sinyooo, tadi ada tahu campur lhoo, uenak banget lho keliatannya. Trus ada kupang lontong, tapi gak bisa beli. tau ndiri kan, baby kan susah kalo diajak makan yang aneh-aneh gitu. Oya, tadi juga ada es krim yang kaya McD itu lho. ternyata mesinnya ada di jual ya? kalo bisa beli dan di install di kios foto kita kan enak. bisa jualan. Tadi pas berangkat beli 2, dua ribu, trus abis muter eh kepingin lagi, beli 2 lagi (dua ribu lagi). Untungnya pas abis pulang dari pasar tadi udah abis. Kalo nggak, pasti kita beli lagi ..."

Kali ini si parobaya yang lagi enak-enaknya mlungker (cat: bergelung, meringkuk) di bawah selimut meskipun sudah jam 6:30 pagi, terhenyak kaget. Sebenarnya dia sudah bangun (baca: dibangunin) jam 5 pagi tadi, secara paksa diusir dari kursi tempat dia tidur selama ini, di depan pc-nya tersayang! dia pun pindah ke tikar gulung warna merah, tempat istri dan anaknya tidur sehari-hari, di bagian tengah kiosnya. Biasa lah, karena sehari-hari pc tersayangnya dipakai untuk kerja memproses foto-foto, anak-anaknya baru punya akses untuk mengobok-obok komputer dini hari atau malam hari saat kios sudah tutup.

Si parobaya, masih juga mlungker, dipaksa untuk kembali ke realita kehidupannya sehari-hari. Kemarin, modal yang ada sudah diputer lagi untuk bayar tagihan Wartel dan PDAM. 300+ ribu rupiah. uang yang ada tinggal sedikit lagi untuk sehari-hari. terbesit di benaknya tagihan listrik dan internetnya yang sebentar lagi pasti masuk. Belum lagi deposit untuk pulsa elektriknya. Hp yang sedang rusak dan belum selesai.

Pelahan, dia buka matanya. mengerjap sebentar karena silau lampu bohlam yang ada di tengah ruangan. Lalu menatap sosok istri dan anak gadisnya yang baru datang dari pasar pagi. Istrinya sedang membongkar-bongkar hasil belanjaan pagi ini. Anak gadisnya mondar-mandir ke depan dan ruang tengah sambil membawa bungkusan kue-kue kering untuk di jual di etalase depan. 'Oalah Gusti Yesus, sampai begini beratkah beban yang dibebankan dunia ini kepada mereka. Sampai-sampai untuk jajan saja mereka harus memilih yang murah-murah.' itu yang ada di benaknya. Pemasukan yang selama ini susah payah dikumpulkan dari penjualan kue-kue kering dan foto, hanya cukup untuk hidup di bawah batas normal. Lelaki itu memejamkan matanya, membayangkan bagaimana caranya harus bayar listrik, dan tagihan lainnya tengah bulan ini.

" .. ini oleh-oleh buat inyo-inyo, terang bulan mini dan dua buah lumpia. murah lho. 2 ribu udah dapet semuanya,' ujar istrinya berseri-seri sambil mengibas-ibaskan rambutnya yang basah karena tetes hujan dari dedaunan sepanjang jalan ke pasar pagi.

Lelaki parobaya (yang oleh istrinya dipanggil inyo-inyo) itu memejamkan mata lagi, menahan titik air mata yang kalau tidak ia tahan akan berburai di depan istri dan kedua anaknya. Ia bangkit dari dalam selimutnya dan mulai menyantap kue oleh-oleh itu. 'O Gusti Yesus, berikan ketabahan dan kesabaran pada mereka bertiga.'

(Catatan Jempol Kaki: Natal, kelahiran Gusti Yesus, pasti membawa berkah tersendiri. Tuhan kan mendengarkan dan meringankan kita yang berbeban berat. Kami tunggu berkahmu, Gusti Yesus.)


Powered by ScribeFire.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

:: monggo komentarnya, kritiknya, cacimakinya,
:: sumpah serapahnya di tuliskan disini